Pages

Latar Belakang Metode Riset ( Tugas Metode Riset )

Nama                    : SULAEMAN
Kelas                     : 3EA13
NPM                     : 19210757
 
 
LATAR BELAKANG MASALAH
Saat ini usaha bisnis retail atau usaha retail merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek yang baik dan terus berkembang di  Indonesia. Hal ini disebabkan karena tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang tinggi. Tidak heran jika masyarakat Indonesia disebut sebagai masyarakat yang konsumerisme. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), Pertumbuhan Indonesia akhir-akhir ini di topang oleh sector konsumsi. Peluang inilah yang ditangkap oleh investor lokal maupun investor asing yang demikan agresif membangun jaringan ritel di kota-kota besar di Indonesia. Namun, para investor juga harus mengetahui ketatnya persaingan dalam industri retail. Didalam dunia industri ritel khususnya menghadapi persaingan yang terjadi, kepuasan pelanggan merupakan salah satu kunci sukses keberhasilan suatu usaha. Dengan memuaskan konsumen,  retail tersebut akan mendapatkan banyak keuntungan. Salah satunya yaitu mendapatkan pangsa pasar konsumen yang lebih luas.

Masalah :
Melihat masyarakat Indonesia yang bersifat konsumerisme, tentunya dapat di artikan peluang usaha oleh investor lokal maupun asing. Apalagi, BPS telah mengumumkan bahwa dominasi sektor konsumsi di Indonesia lah yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia berkembang. Namun, yang jadi permasalahan adalah bagaimana agar waralaba retail mendapatkan loyalitas dari konsumennya dan juga mendapatkan pangsa pasar konsumen yang lebih luas.

TUJUAN
Ingin mengetahui faktor yang mempengaruhi minat berbelanja pada Carrefour Buaran Plaza dan Ingin mengetahui bagaimana sebuah retail mendapatkan pangsa pasar konsumen yang begitu banyak serta ingin mengidentifikasi faktor agar bisa mendapatkan loyalitas dari seorang konsumen.
 

Tema dan Judul Metode Riset ( Tugas Metode Riset )

Nama                    : SULAEMAN
Kelas                     : 3EA13
NPM                     : 19210757


Judul : Analisis faktor yang mempengaruhi minat berbelanja pada Carrefour Buaran Plaza, Jakarta Timur
Pengarang : Sulaeman, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jakarta
Tahun : 2012

Tema :
Kepuasan konsumen.

       Didalam dunia industri ritel khususnya menghadapi persaingan yang terjadi, kepuasan konsumen atau pelanggan merupakan salah satu kunci sukses keberhasilan suatu usaha. Dengan memuaskan konsumen, sebuah bisnis dapat meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas.
       Kepuasan pelanggan dipercaya sebagai salah satu faktor sukses suatu usaha, maka banyak studi yang dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen. Sejauh mana penerimaan kualitas suatu produk terhadap ekspetasi konsumen. Apabila, kualitas produk melebihi harapan konsumen maka konsumen puas, akan tetapi bila dibawah harapan konsumen maka konsumen tidak puas. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan suatu perasaan, harapan, atau penilaian emosional dari pelanggan atas suatu penggunaan produk atau jasa. Dan penilaian kepuasan mempunyai tiga bentuk yang berbeda yaitu kinerja lebih baik dari harapan, kinerja sama dengan harapan, dan kinerja lebih buruk dari harapan.

Analisis Jurnal 3 ( Metode Riset )

Analisis Kepuasan Pelanggan 3

Judul : Analisis Faktor persepsi yang mempengaruhi minat pelanggan untuk berbelanja pada giant hypermarket Bekasi
Pengarang : Lia Natalia, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Tema: Kepuasan Konsumen


LATAR BELAKANG MASALAH
Pasar modern (ritel) yang berkembang sekarang ini memberikan banyak alternatif pada konsumen sebagai tempat untuk berbelanja. Alternatif yang begitu banyak menyebabkan pasar modern (ritel) harus memperhatikan berbagai faktor, salah satu diantaranya adalah faktor persepsi konsumen yang memengaruhi perilaku konsumen untuk mengambil keputusan memilih tempat berbelanja yang menurut mereka yang terbaik, dan keputusan yang dibuat oleh konsumen akan menentukan kesuksesan sebuah pasar modern (ritel). Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh dari lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi secara bersama maupun secara parsial terhadap minat konsumen untuk berbelanja dan untuk menganalisis variabel manakah yang paling dominan dalam memengaruhi minat konsumen untuk berbelanja.
Dalam memilih toko (ritel), konsumen memiliki kriteria evaluasi diantaranya adalah faktor lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi. Hal tersebut menjadikan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan produsen karena akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk memilih toko mana yang akan di datangi konsumen.

TUJUAN
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh dari lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan dalam berbelanja dan promosi secara bersama maupun secara parsial terhadap minat konsumen untuk berbelanja dan untuk menganalisis variabel manakah yang paling dominan dalam memengaruhi minat konsumen untuk berbelanja. Populasi penelitian adalah para pengunjung Giant Hypermarket yang berada di Kota Bekasi Barat. Sampel penelitian sebanyak 100 responden. Prosedur pencarian responden dilakukan berdasarkan accidential sampling. Data penelitian merupakan data primer, dengan kuesioner sebagai instrument penelitian, yang kemudian diolah dengan perhitungan SPSS


 Sumber :  valintnando.blogspot.com/2011/09/analisis-jurnal-kepuasan-pelanggan-3.html


Analisis Jurnal 2 ( Metode Riset )

Analisis jurnal kepuasan pelanggan 2
Judul : Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel Minimarket Alfamart dan Indomaret Di Wilayah Pesanggrahan Jakarta Selatan
Pengarang : Hendrikus Arianda , Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta.
Tahun : 2008

Tema : Kepuasan konsumen

Masalah : mencari tahu variabel yang dominan dengan menguji variabel-variabel pembentuk kepuasan konsumen pada usaha ritel minimarket Alfamart Dan Indomaret.

LATAR BELAKANG MASALAH
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup pesat. Sektor ritel dan pusat perbelanjaan menunjukkan perkembangan yang signifikan serta memberikan kontribusi positif dalam pemulihan ekonomi Indonesia. Perkembangan perekonomian memegang peranan yang penting dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang maju khususnya di kota-kota besar, telah terjadi perubahan di berbagai sektor termasuk di bidang industri dan produksi serta pada kegiatan ritel di Indonesia menjadi usaha ekonomi berskala besar. Di sisi lain juga terjadi pergeseran gaya hidup dari tradisional menjadi modern, sehingga menciptakan perubahan pola belanja konsumen terutama di kota Jakarta.
Bentuk usaha ritel yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah minimarket. Dewasa ini bermunculan minimarket dengan berbagai fasilitas yang semakin lengkap. Pada dasarnya keberhasilan usaha ritel terletak pada penyediaan produk sehari-hari, baik secara kualitas maupun kuantitas serta harga yang terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.
Dengan melihat banyaknya keinginan konsumen yang beraneka ragam, memberi peluang besar bagi para pelaku bisnis untuk mendirikan ritel minimarket di Wilayah Pesanggrahan Jakarta Selatan. Hal ini disebabkan karena letak daerah yang strategis dan dikelilingi oleh komplek perumahan. Dalam hal ini penulis ingin mengetahui kepuasan konsumen dengan mempertimbangkan variabel-variabel pembentuk kepuasan konsumen dalam berbelanja di ritel minimarket Alfamart dan Indomaret.

TUJUAN
Adapun tujuan dari penelitian ini :
Penulis ingin mengidentifikasi variabel pembentuk kepuasan konsumen dan juga ingin mengetahui variabel yang paling dominan dalam membentuk kepuasan konsumen pada ritel minimarket Alfamart dan Indomaret.

Sumber : http://valintnando.blogspot.com/2011/09/analisis-jurnal-kepuasan-konsumen-2.html

Analisis Jurnal 1 ( Metode Riset )

 Analisis Jurnal Kepuasan Konsumen 1

Judul :Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen pada Ritel Hipermarket di Depok
Pengarang : Rudhah Maria Ulfah
Tahun : 2008

Tema :
Kepuasan kunsumen.

LATAR BELAKANG MASALAH
Industri Ritel yang tumbuh pesat dewasa ini merupakan hasil dari
meningkatnya beragam hasil produksi yang dikemas dan ditata dalam rupa yang yang
lebih menarik, dan juga keperluan konsumen terhadap barang meningkat baik dalam
kualitas maupun kuantitas. Peluang inilah yang ditangkap oleh pemodal asing yang
demikan agresif membangun jaringan ritel di kota-kota besar di Indonesia.
Ketatnya persaingan membuat pemasar sulit untuk bersaing dalam inovasi
produk. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menyebabkan sesuatu hal baru
dengan mudah akan dapat ditiru oleh orang lain, sehingga peranan layanan konsumen
menjadi penting. Kualitas yang ditawarkan akhirnya tidak hanya ditentukan kualitas
produk tapi juga oleh kualitas jasa
Masalah :
Melihat banyaknya konsumen yang mempunyai keinginan dan kebutuhan beraneka ragam, membuat peluang besar bagi para peralaku bisnis untuk mendirikan tempat ritel modern di kota Depok.Giant, Carrefour dan masih ada beberapa ritel modern
yang lain.Depok selain kota administratif juga kota yang
diminati para pelaku bisnis, dalam hal ini peneliti ingin mengetahui kepuasan
kosumen dengan memperhatikan variabel-variabel pembentuk kepuasan konsumen
dalam berbelanja ritel modern.

TUJUAN
1.Untuk mengidentifikasi variable pembentuk kepuasan konsumen pada ritel Hipermarket di Depok
2.Ingin mengetahui seberapa besar hubungan antar variable pembentuk kepuasan konsumen pada ritel Hipermarket

 Sumber : http://valintnando.blogspot.com/2011/09/analisis-jurnal-kepuasan-konsumen-1.html


Bab IV : Pembelian ( Part II )



4.1  Proses Keputusan Membeli

            Proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. .Jelas bahwa proses pembelian berlangsung jauh sebelum pembelian aktual dan berlanjut jauh sesudahnya. Pasar perlu berfokus pada seluruhProses Pengambilan Keputusan Pembelian bukan hanya pada proses saja
            Secara teori konsumen melalui seluruh lima tahap pada tiap pembelian .Tapi pada pembelian rutin, konsumen terkadang melewatkan atau membalik beberapa tahap itu. Seorang wanita yang kadang membeli pasta gigi merek yang biasa digunaknnya akan mengenali kebutuhan tetapi dia akan bergerak langsung ke proses pembelian, dengan melewatkan pencarian informasi dan mengevaluasi alternatif. Pertimbangan yang muncul pada saat konsumen menghadapi situasi pembelian baru bisa bersifat kompleks

     Pengenalan Kebutuhan
                Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan (need recognation)- pembelian mengenali permasalahn atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yabg diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipisu oleh stimulus internal ketika salah satu kebutuhan normal-lapar,haus,seks, naik ke tingkatan yang cukup tinggi sehingga menjadi pendorong.
                Kebutuhan dapat dipisu oleh rangsangan eksternal. Seseorang mungkin merasa membutuhkan hobi baru ketika kesibukan pekerjaanya mulai menurun, dan dia mulai memikirkan kamera setelah berbincang – bincang dengan teman tentang fotografi atau setelah melihat iklan kamera. Pada tahap itu, pemasar menuntun konsumen supaya membeli produk tersebut.
                Setelah mengumpulkan informasi seperti itu, pemasar dapat mengidentifikasi faktor faktor yang paling sering memicu ketertarikan terhadap produk dan mengembangkan program pemasaran yang melibatkan faktor – faktor tersebut.

4.2 Memilih Alternatif Terbaik

                Sikap konsumen terhadap sejumlah merek tertentu terbentuk melalui bebErapa prosedur evaluasi. Cara konsumen memulai usaha mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada kosumen individual dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus , konsumen menggunkan kalkulasi yang paling logis.

4.3 Memilih Sumber – Sumber Pembelian
                Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber. Sumber itu meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja), sumber komersial (iklan, penjual, pengecer, bungkus, situs Web dan lain - lain) , sumber publik (media massa, organisasi pemberi peringkat), dan sumber berdasarkan pengalaman (memgang, meneliti, menggnakan produk). Pengaruh relatif di antara sumber informasi itu berbeda beda di antara berbagai produk dan pembeli.
                Konsumen biasanya menerima sebagian besar informasi dari sumber komersial yang dikendalikan oleh pemasar. Namun demikian, sumber yang paling efektif cenderung yang bersifat pribadi. Sumber komersial biasanya memberikan informasi kepada pembeli, sedangkan sumber pribadi memberikan legitimasi atau mengevaluasi produk bagi pembeli.
                Seseorang terkadang meminta oranglain – teman, keluarga, rekan kerja dan para profesional supaya merekomendasikan produk atau jasa. Oleh karena itu, perusahaan mempunyai ketertarikan yang kuat untuk membangun sumber pemasaran getok tular( word of mouth sources). Sumber – sumber itu mempunyai dua keuntungan utama
                Pertama, sumber itu meyakinkan. Pemasaran dari mulut ke mulut adalah salah satunya metode promosi dari konsumen, oleh konsumen, dan untuk konsumen . Mempunyai konsumen yang setia da terpuaskan da membanggakan bisnis merupakan mimpi setiap pemilik bisnis. Tidak hanya konsumen yang puas mengulangi pembelian, tetapi mereka juga menjadi papan promosi berjalan bagi bisnis anda
Kedua, biaya yang rendah. Menjaga hubungan dengan konsumen dan mengubahnya menjadi sumber promosi getok tular membutuhkan biaya yang relatif rendah. Semakin banyak informasi yang didapat, kesadaran dan pengetahuan konsumen tentang adanya merek dan fitur akan meningkat. Dalam pencarian informasi, seseorang banyak mempelajari merek yang tersedia. Informasi itu juga membantunya meninggalkan pilihan merek tertentu. Perusahaan harus mendesain bauran pemasarannya agar calon konsumen sadar dan tahu akan mereknya. Secara hati – hati perusahaan harus mengidentifikasi sumber informasi konsumen dan tingkat kepentingan tiap tiap sumber itu.


Sumber :
Google.com
Wikipedia.com

Bab IV : Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian (Part I)



EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN

4.1   KRITERIA EVALUASI

Menurut Hasan (1988) evaluasi program semula merupakan evaluasi kurikulum. Karena itu cenderung tidak membedakan evaluasi program dengan evaluasi kurikulum. Sehubungan dengan pendapat tersebut, akan diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan kriteria dalam mengadakan evaluasi.
Evaluasi harus berhubungan dengan kriteria. Dasar pemikiran tersebut, dengan criteria evaluator dapat memberikan pertimbangan nilai, harga, dan komponen-komponen program yang perlu penyempurnaan serta yang telah memenuhi persyaratan. Evaluator tanpa kriteria sama dengan bekerja dalam kegelapan. Tanpa adanya kriteria pertimbangan yang diberikan adalah tanpa dasar.

Konsumen sering membuat keputusan berdasarkan pengaruh atau pada sikap secara keseluruhan terhadap merek atau untuk meminimalkan usaha atau emosi negatif.

Sifat Kriteria evaluasi             
                         kriteria evaluasi biasanya fitur produk atau atribut yang terkait dengan baik manfaat yang diinginkan oleh pelanggan atau biaya yang harus mereka keluarkan. Jenis kriteria evaluatif digunakan dalam keputusan bervariasi dari segi biaya nyata dan kinerja untuk faktor intangible seperti gaya, rasa, prestise, perasaan yang dihasilkan, dan citra merek. Pemasar harus memahami kriteria yang digunakan konsumen untuk mengevaluasi merek mereka.

      Pengukuran Kriteria evaluasi, Hal yang harus ditentukan.
·         Kriteria evaluatif yang digunakan oleh konsumen
·         Bagaimana konsumen mempersepsikan berbagai alternatif pada setiap kriteria.
·         Pentingnya relatif dari masing-masing kriteria.

Tentukan Kriteria Apakah Digunakan untuk menentukan kriteria yang digunakan oleh konsumen dalam keputusan tertentu.pemetaan perseptual adalah teknik lain tidak langsung berguna untuk menentukan kriteria evaluatif
                Pendekatan pengukuran yang paling populer adalah pendekatan tidak langsung menggabungkan analisis dalam analisis menggabungkan, konsumen disajikan dengan satu set produk atau deskripsi produk dengan kriteria evaluasi bervariasi.

               
4.2  MENENTUKAN ALTERNATIVE PILIHAN

                Sejumlah besar penelitian dan strategi pemasaran telah mengasumsikan pembuat keputusan konsumen rasional dengan yang terdefinisi dengan baik, preferensi stabil. Konsumen juga dianggap memiliki kemampuan cukup untuk menghitung pilihan mana yang akan memaksimalkan nilainya, dan akan memilih atas dasar ini.

        · Pilihan afektif
Pilihan afektif yang paling mungkin ketika motif yang mendasari consummatory daripada instrumental. Consummatory motif mendasari perilaku yang secara intrinsik bermanfaat untuk individu yang terlibat. Motif Instrumental mengaktifkan perilaku yang dirancang untuk mencapai tujuan kedua. Memvisualisasikan bagaimana manfaat yang dirasakan selama dan setelah pengalaman konsumsi. Hal ini sangat penting bagi merek baru atau produk dan jasa. Konsumen yang telah memiliki pengalaman dengan sebuah produk atau merek memiliki dasar untuk membayangkan respon afektif  yang dihasilkan.

        · Atribut berbasis versus atribut proses pilihan

Dua proses pertimbangan yang mungkin digunakan untuk membeli kamera digital:

Proses 1: Setelah konsultasi Internet untuk menentukan fitur apa yang paling disukai,  konsumen kemudian pergi ke toko elektronik lokal dan membandingkan berbagai merek fitur yang paling penting baginya yaitu, otomatis, kamera ukuran, fitur zoom, dan ukuran penyimpanan. Dia melihat keynggulan masing-masing model atas atribut dan kesan umum nya model kualitas masing-masing. Atas dasar evaluasi ini, ia memilih SportZoom Olympus.
Proses  2: konsumen mengingat bahwa temannya Olympus SportZoom bekerja dengan baik dan tampak "baik",orang tuanya memiliki Easyshare Kodak yang juga bekerja dengan baik tapi agak besar dan berat, dan tua Fujifilm Finepix tidak diinginkan serta ia diharapkan . Di toko elektronik setempat ia melihat bahwa model dan Kodak Olympus memiliki harga yang sama dan memutuskan untuk membeli SportZoom Olympus.

Contoh pertama di atas adalah pilihan berbasis atribut. Contoh yang kedua sikap-berbasis-pilihan berdasarkan pilihan sikap. Secara umum, pentingnya membuat keputusan yang optimal meningkat dengan nilai barang yang sedang dipertimbangkan dan konsekuensi dari keputusan yang tidak optimal. Semakin mudah untuk mengakses atribut informasi lengkap suatu merek, pengolahan berdasarkan atribut,lebih kemungkinan akan digunakan.
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai beberapa  komponen:
1.      Keputusan tentang jenis produk ,
2.      Keputusan tentang bentuk produk ,
3.      Keputusan tentang merk ,
4.      Keputusan tentang penjualnya ,
5.      Keputusan tentang jumlah produk ,
6.      Keputusan tentang waktu pembelian ,dan
7.      Keputusan tentang cara pembayaran ,

                Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation).  Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan menentukan alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Setelah kriteria yang akan menjadi alterlatif pilihan ditentukan barulah konsumen menentukan alternative produk yang menjadi pilihan.

4.3 MENAKSIR ALTERNATIVE PILIHAN


                    Jika Anda membeli komputer notebook, Anda mungkin akan membuat perbandingan langsung seluruh merek pada fitur-fitur seperti harga, berat, dan kejelasan tampilan. Penilaian perbandingan ini mungkin tidak sepenuhnya akurat.

     Akurasi penilaian individu
            penelitian menunjukkan individu yang biasanya tidak memperhatikan perbedaan yang relatif kecil antara merek atau perubahan atribut merek. Selain itu, kompleksitas banyak produk dan jasa serta fakta bahwa beberapa aspek kinerja dapat dinilai hanya setelah digunakan luas membuat perbandingan merek akurat sulit.

     Penggunaan Indikator pengganti  
            Secara umum, indikator pengganti beroperasi lebih kuat ketika konsumen tidak memiliki keahlian untuk membuat penilaian informasi sendiri, ketika konsumen motivasi atau kepentingan dalam keputusan rendah, dan ketika kualitas informasi terkait lainnya yang kurang.

     Pentingnya relatif dan Pengaruh Kriteria evaluative
            Pentingnya kriteria evaluatif bervariasi antara individu dan juga di dalam individu yang sama dari waktu ke waktu. Penggunaan situasi, konteks Kompetitif-Secara umum, efek Iklan.

     Kriteria evaluatif, Hukum Individu, dan Strategi Pemasaran   
            Pemasar harus memahami kriteria evaluatif konsumen yang menggunakan produk mereka dan mengembangkan produk yang unggul pada fitur ini.Semua aspek dari komunikasi pemasaran harus mengkomunikasikan keunggulan produk. Pemasar juga harus mengenali dan bereaksi terhadap kemampuan individu untuk menilai kriteria evaluatif, serta kecenderungan mereka untuk menggunakan indikator pengganti
            Tema periklanan yang menekankan penggunaan kesempatan khusus untuk yang merek ini khusus sesuai dapat efektif, seperti dapat strategi seperti citra yang menarik perhatian konsumen untuk suatu atribut di mana perusahaan merek ini sangat kuat.

4.4  MENYELEKSI ATURAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

            Tingkat tinggi satu atribut tidak dapat mengimbangi tingkat rendah yang lain. keputusan disjungtif aturan dan kata penghubung dapat menghasilkan seperangkat alternatif yang bisa diterima, sedangkan sisanya aturan umumnya menghasilkan satu "terbaik" alternatif.

     Kata penghubung Aturan Keputusan
            Aturan keputusan kata penghubung menetapkan standar kinerja minimum yang diperlukan untuk setiap kriteria evaluatif dan memilih yang pertama atau semua merek yang memenuhi atau melebihi standar minimum.
            Karena individu memiliki keterbatasan kemampuan untuk memproses informasi, aturan kata penghubung yang sering digunakan untuk mengurangi ukuran tugas pengolahan informasi untuk beberapa tingkat dikelola.

      Disjungtif Aturan Keputusan
            Aturan keputusan disjungtif menetapkan tingkat minimum kinerja untuk setiap atribut yang penting (sering level yang cukup tinggi). Ketika aturan pengambilan keputusan disjungtif digunakan oleh target pasar, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui konsumen persyaratan pada setidaknya salah satu kriteria kunci.


      Eliminasi oleh aspek Aturan Keputusan
      Untuk target pasar menggunakan eliminasi oleh aspek aturan, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui  satu atau lebih persyaratan konsumen persyaratan (dalam urutan) dari kriteria yang digunakan dari kompetisi.

      Leksikografis Aturan Keputusan
            Aturan pengambilan keputusan leksikografis mirip dengan eliminasi-oleh aspek aturan-. Perbedaannya adalah bahwa aturan leksikografis mencari kinerja maksimum pada setiap tahap, sedangkan eliminasi oleh aspek mencari kinerja yang memuaskan pada setiap tahap.

      Kompensasi Aturan Keputusan
            Aturan keputusan kompensasi menyatakan bahwa merek yang tingkatan tertinggi pada jumlah konsumen penilaian dari kriteria evaluatif yang relevan akan dipilih.memiliki tingkat kinerja pada atau di dekat kompetisi pada pentingnya fitur lebih karena mereka menerima lebih berat dalam keputusan daripada atribut lainnya

Sumber :