Pages

Metodologi Penelitian (Proposal Metode Riset)

Tema    : Kepuasan Konsumen
Judul    : Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Hypermarket Carrefour Cabang Buaran Plaza

Nama/NPM/Kelas : Sulaeman/19210757/3EA13 


IX. Metodologi Penelitian


IX.1 Data Yang Digunakan 
Data yang digunakan adalah data primer, yaitu berupa data yang diperoleh secara langsung dari jawaban responden melalui penyebaran kuesioner.

IX.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode :
a.Studi lapangan ( Field Researh ).
Yaitu pengumpulan data langsung dari sumber penelitian, adapun cara yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Observasi, yaitu pengamatan secara langsungpada kegiatan dan proses yang ada hubungannya dengan permasalahan yang akan dibahas.
Wawancara, yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara berkomunikasi langsung dengan pihak yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan permasalahan yang dibahas.
b.Studi Pustaka ( Library reseacrh ).
Penulis membaca reverensi yang mendukung isi penelitian ilmiah ini yang berasal dari buku, website atau artikel yang berkaitan dengan pembasaan penelitian ini.

IX.3  Alat Analisis yang Digunakan
Untuk menganalisis data yang diperoleh, maka penulis akan menggunakan adalah  metode Deskriptif, variabel pengukurannya menggunakan skala Likert.

IX.3.1 Skala Likert
            Skala Likert adalah sklala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator veriabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradiasi yang sangat positif sampai sangat negative yang dapat berupa kata-kata.

Skor yang diberikan untuk keperluan analisis adalah :

                                    Tabel Skala Likert
Kriteria
Skor Skala Likert
  1. Sangat puas
  2. Puas
  3. Cukup  puas
  4. Kurang puas
  5. Tidak puas
5
4
3
2
1

Rumus Rentang Skala ( RS ) :
RS = m – n
       ────
           B
 
Keterangan :
m         = angka tertinggi dalam pengukuran
n          = angka terendah dalam pengukuran
b          = banyaknya kelas yang dibentuk

Pengembangan Hipotesis (Proposal Metode Riset)

Tema    : Kepuasan Konsumen
Judul    : Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Hypermarket Carrefour Cabang Buaran Plaza

Nama/NPM/Kelas : Sulaeman/19210757/3EA13 



VIII. Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis, permasalahan penelitian dan penelitian terdahulu yang telah di kemukakan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu
Keandalan (Realibility), Daya Tanggap (Responsiveness), Jaminan ( Assurance), Empati ( Emphaty) dan Bukti Fisik ( Tangibles) suatu pelayanan Hypermarket.

Penelitian Terdahulu (Proposal Metode Riset)

Tema    : Kepuasan Konsumen
Judul    : Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Hypermarket Carrefour Cabang Buaran Plaza

Nama/NPM/Kelas : Sulaeman/19210757/3EA13 


VII. Penelitian Terdahulu

1. Nama : Hendrikus Arianda , Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta. 
Judul : Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel Minimarket Alfamart dan Indomaret Di Wilayah Pesanggrahan Jakarta Selatan
Tahun : 2008

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan berikut disampaikan :
Konsumen adalah hal utama yang harus diperioritaskan oleh perusahaan agar dapat bertahan,bersaing dan menguasai pangsa pasar. Dalam hal ini, Penulis ingin mencari tahu variabel dominan pembentuk kepuasan konsumen.


2. Nama :  Lia Natalia, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Judul : Analisis Faktor persepsi yang mempengaruhi minat pelanggan untuk berbelanja pada giant hypermarket Bekasi

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan berikut disampaikan :
Penulis ingin mengetahui Faktor persepsi yang mempengaruhi minat  berbelanja pada giant hypermarket bekasi.


3.Nama : Raudha Maria Ulfah
Judul :  Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel Hipermarket di Depok.
Universitas Gunadarma

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan berikut disampaikan :
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan cukup pesat. Sektor ritel dan pusat perbelanjaan menunjukkan perkembangan signifikan serta memberikan kontribusi positif dalam pemulihan ekonomi Indonesia. Pengusaha ritel bersaing dalam memperoleh simpati konsumen diantaranya dengan meningkatkan pelayanan guna mencapai kepuasan konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel hipermarket di Depok dan ingin mengetahui seberapa besar hubungan antar variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel hipermarket di Depok. Penelitian berlangsung dari bulan Mei – Agustus 2008. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan jumlah 100 responden. Penelitian dilaksanakan diHypermart, Giant dan Carrefour kota Depok sebagai objek penelitian. Data yang telah diperoleh diproses dengan menggunakan Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Analisis Korelasi dan Analisis Faktor, dengan alat analisis SPSS versi 11.0 Setelah dilakukan pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa lima variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel hipermarket di Depok sesuai tingkat urutannya meliputi variabel daya tanggap, variabel jaminan, variabel empati, variabel keandalan, dan yang terakhir adalah variabel bukti fisik. Kata kunci : variabel pembentuk kepuasan  konsumen, ritel hypermarket.

Landasan Teori (Proposal Metode Riset)

Tema    : Kepuasan Konsumen
Judul    : Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Hypermarket Carrefour Cabang Buaran Plaza

Nama/NPM/Kelas : Sulaeman/19210757/3EA13 


VI. Landasan Teori
VI.1 Definisi Manajemen Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Keberhasilan pada pemasaran suatu perusahaan akan sangat tergantung pada strategi pemasarannya, di lain pihak strategi pemasaran akan sangat tergantung pada perilaku konsumen.

Pemasaran adalah sebuah fungsi manajemen penting yang diperlukan guna menciptakan permintaan produk yang dijual. Definisi pemasaran diatas merupakan salah satu dari sejumlah definisi pemasaran yang ditawarkan, kita dapat membedakan antara definisi sosial dan definisi manajerial.

Definisi Sosial : Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan  dengan menciptakan, menawarkan,  dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Definisi Manajerial : Pemasaran sering digambarkan sebagai “ seni   menjual produk” Hampir semua orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan manajemen pemasaran adalah mencari pelanggan yang cukup banyak untuk produk-produk yang sekarang ada pada usaha yang bersangkutan, tetapi pandangan ini terlalu sempit. Pandangan yang lebih luas menyadari bahwa menajemen pemasaran adalah proses yang mencangkup analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan juga mencangkup barang dan jasa serta gagasan. Berdasarkan pertukaran dan tujuannya adalah memberikan kepuasan bagi pihak yang terlibat. Pengertian Manajemen Pemasaran adalah menurut Kotler ( 2004:9 ) adalah “(manajemen) Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.”


VI.1.1 Perilaku Konsumen 

Setiap perusahaan selalu mengembangkan sistem dalam memproduksi dan menyalurkan barang dan jasanya. Dengan demikian perkembangan teknologi akan mengakibatkan sistem tersebut semakin komplek dan barang-barang ekonomi yang tersedia semakin beraneka ragam. Untuk mengembangkan sistem tersebut, perusahaan perlu mengadakan penelitian mengenai perilaku konsumen didalam pengambilan keputusan untuk membeli.

Berbicara mengenai perilaku konsumen berarti juga membicarakan tentang perilaku manusia, akan tetapi hanya dalam ruang lingkup yang lebih terbatas. Pengertian perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Penting dari arti perilaku konsumen, yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa.

Pengertian perilaku konsumen ini sering dikacaukan dengan pengertian perilaku pembeli. Perilaku pembeli tampak pada pembelian untuk lembaga-lembaga, organisasi industri dan bermacam-macam tingkat penjualan kembali untuk pedagang besar ataupun pedagang eceran. Perilaku konsumen tidak saja mempelajari yang dibeli atau dikonsumsikan. Tetapi juga dimana, bagaimana kebiasaan dan dalam kondisi macam apa barang barang dan jasa-jasa yang dibeli.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan seorang konsumen yaitu Individual Consumer, Environmental Influences, Marketing Strategy.
Individual Consumer merupakan pemilihan terhadap merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi terhadap karakteristik merek dan sikap mereka terhadap alternatif merek.
Environmental Influences merupakan lingkungan yang mempengaruhi pembelian seseorang adalah budaya kelas sosial, keluarga atau kelompok masyarakat pada situasi tertentu.
Marketing Strategy merupakan variabel-variabel dalam strategi pemasaran seperti produk, harga, promosi dan distribusi dinilai dan dievaluasi oleh konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam rangka pengembangan strategi pemasaran, peranan perilaku konsumen adalah penting, karena manajer akan mempunyai pandangan yang lebih luas, dan akan mengetahui peluang baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan konsumen. secara sederhana variabel-variabel perilaku konsumen dapat dibagi menjadi faktor ekstern, faktor intern, dan proses pengambilan keputusan. Faktor ekstern, terdiri dari kebudayaan, kelas sosial, kelompok referen, serta keluarga. Faktor intern, terdiri dari motivasi, persepsi, kepribadian dan konsep diri, relajar dan sikap dari individu. Proses pengambilan keputusan yaitu menganalisa keinginan dan kebutuhan, mencari informasi dari sumber-sumber yang ada, penilaian dan pemilihan, keputusan untuk membeli dan perilaku sesudah membeli.


VI.2 Kepuasan Konsumen
Satisfaction adalah kata dari bahasa latin, yaitu satis yang berarti enough atau cukup dan facere yang berarti to do atau melakukan. Jadi produk atau jasa yang bisa memuaskan adalah produk atau jasa yang sanggup memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen sampai pada tingkat cukup.
Menurut Philip Kotler (2004), “ kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi / kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapanharapannya.”
Untuk menciptakan kepuasan pelanggan, harus menciptakan kepuasan pelanggan, harus menciptakn dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan  pelanggannya.

VI.2.1  Definisi Kepuasan Konsumen.
Menurut J. Supranto ( 2001; 233 ) “kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang yang membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapan”. Jadi tingkat kepuasan merupan istilah dari perbedaan antara kinerja dibawah harapan, pelanggan akan puas.
   Menurut Handi Irawan D, ( 2002; 3 ) “pelayanan adalah sesuatu yang dilakukan seseorang, organisasi, atau instansi kebutuhan orang lain dengan memberikan kemudahan-kemudahan”. Sedangkan menurut Fendy Tjiptono ( 2001; 52 ) “pelayanan dapat diartikan sebagai jasa, yaitu aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual”.

VI.3    Pengertian Jasa
Menurut Fandy Tjiptono (2004; 6), “ jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. “

VI.3.1    Dimensi Kualitas Jasa
Menurut Fandy Tjiptono (2004:6), “Kualitas jasa akan dinilai oleh berdasarkan konsumen”. Perusahaan hendaknya menentukan suatu tolak ukur rencana kualitas produk dari tiap dimensi kualitasnya. Parasuraman dan kawan-kawan menguraikan dimensi kualitas jasa dalam lima dimensi pokok yaitu keandalan (reliability), daya tanggap ( responsiveness), jaminan ( Assurance), empati (emphaty) dan bukti fisik ( tangibles).
  1. Keandalan (reliability) yakni kemampuan memberikan pelayanan yangdijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.
  2. Daya Tanggap ( responsiveness) yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan.
  3. Jaminan (assurance), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
  4. Empati (emaphaty), meliputi akses, komunikasi, dan pemahaman kepada konsumen.
  5. Bukti Fisik (tangibles), yaitu meliputi penampilan fasilitas fisik,seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya parkir, kebersihan,kerapian, perlengkapan, penampilan pegawai, dan sarana komunikasi
Dimensi ini merupakan gabungan dari Sub dimensi :
  1. Kompetensi ( competence ), ketrampilan dan  pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan.
  2. Kesopanan ( courtesy ), meliputi keramahan, perhatian, dan sikap para  karyawan.
  3. Kredibilitas ( credibility ), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi, dan sebagainya.
  4. Empati ( emphaty), yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan, seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. Dimensi Empati ini merupakan penggabungan dari dimensi :
  5. Akses ( access ), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan perusahaan.
  6. Komunikasi ( communication ), merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukkan dari pelanggan
  7. Pemahaman pada pelanggan ( understanding the customer ), meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Kerangka Pemikiran (Proposal Metode Riset)

Tema    : Kepuasan Konsumen
Judul    : Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Hypermarket Carrefour Cabang Buaran Plaza

Nama/NPM/Kelas : Sulaeman/19210757/3EA13 


V. Kerangka Pemikiran

Suatu hypermarket menawarkan makanan dan minuman untuk dijual. Kegiatan penjualan merupakan kunci utama bagi hypermarket karena semua keuntungan yang diperoleh bergantung pada hasil penjualan atau yang sering disebut sebagai volume penjualan.

Menurut Kotler (2005:457), “penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan. Artinya, bahwa penjualan merupakan suatu proses dimana penjual menawarkan sebuah kebutuhan dan keinginan konsumen untuk mempengaruhi konsumen agar membeli makanan dan minuman yang ditawarkan oleh hypermarket”.

Didalam dunia industri ritel khususnya menghadapi persaingan yang terjadi, kepuasan konsumen atau pelanggan merupakan salah satu kunci sukses keberhasilan suatu usaha ritel. Dengan memuaskan konsumen, sebuah bisnis dapat meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas.
       Kepuasan pelanggan dipercaya sebagai salah satu faktor sukses suatu usaha, maka banyak studi yang dilakukan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen. Sejauh mana penerimaan kualitas suatu produk terhadap ekspetasi konsumen. Apabila, kualitas produk melebihi harapan konsumen maka konsumen puas, akan tetapi bila dibawah harapan konsumen maka konsumen tidak puas. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan suatu perasaan, harapan, atau penilaian emosional dari pelanggan atas suatu penggunaan produk atau jasa. Dan penilaian kepuasan mempunyai tiga bentuk yang berbeda yaitu kinerja lebih baik dari harapan, kinerja sama dengan harapan, dan kinerja lebih buruk dari harapan.

Masalah dan Tujuan (Proposal Metode Riset)

Tema    : Kepuasan Konsumen
Judul    : Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Hypermarket Carrefour Cabang Buaran Plaza

Nama/NPM/Kelas : Sulaeman/19210757/3EA13 



II. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah


II.1    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penulisa ilmiah ini adalah : Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap Pelayanan Hypermarket Carrefour Cabang Buaran Plaza, dengan memuat 5 dimensi kualitas jasa, yaitu : Keandalan (Realibility), Daya Tanggap (Responsiveness), Jaminan ( Assurance), Empati ( Emphaty) dan Bukti Fisik ( Tangibles).

II.2  Batasan Masalah

Batasan masalah dari lima dimensi pokok dalam menentukan kualitas jasa pada Penulisan Ilmiah ini adalah :
Keandalan (Reliability), yang meliputi : pelayanan yang diberikan, proses  pembayaran.
Daya Tanggap (Responsiveness), yang meliputi : kesigapan dalam melayani konsumen, kecepatan menangani transaksi dan penanganan keluhan-keluahan konsumen.
Jaminan (Assurance), yang meliputi : kompetensi, kesopanan, kredibilitas.
Empati (Emphaty), yang meliputi : akses, komunikasi, dan pemahaman kepada konsumen.
Bukti Fisik (Tangibles), yang meliputi : penampilan fisik gedung dan layou ruangan, ketersediaan tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan pengamanan ruangan, sarana komunikasi dan penampilan karyawan.
Sedangakan batasan masalah dari populasi adalah konsumen pria dan wanita berusia 18-45 tahun di wilayah Klender dan sekitarnya, dengan jumlah responden 100 orang diambil secara random.
Periode penelitian selama 3 bulan. Jangka waktu bulan November-September.

III. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh Hypermarket Cabang Buaran Plaza, berdasarkan lima dimensi kualitas jasa.

IV. Manfaat Penelitian
IV.1 Untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya untuk mengetahui tingkat kepuasan konsmen terhadap pelayanan yang diberikan oleh Hypermarket Carrefour Cabang Buaran Plaza. Hasil penelitian ini dapat menambah pembendaharaan kepustakaan bagi Fakultas Ilmu Ekonomi Jurusan Manajemen.



Latar Belakang Masalah (Proposal Metode Riset)

Tema    : Kepuasan Konsumen
Judul    : Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Hypermarket Carrefour Cabang Buaran Plaza

Nama/NPM/Kelas : Sulaeman/19210757/3EA13 


 I. Latar Belakang

Bisnis ritel merupakan keseluruhan aktivitas penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya dan bukan digunakan untuk keperluan bisnis atau diproses lebih lanjut. Setiap perusahaan yang melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen akhir baik produsen, grosir, maupun pengecer dapat dikatakan bertindak dalam bisnis ritel/eceran. Pengelolaan bisnis ritel tidak sekedar hanya membuka toko dan mempersiapkan barang-barang yang lengkap  tetapi lebih dari itu.  Pengelolaan bisnis ritel harus melihat dan mengikuti perkembangan teknologi agar dapat berhasil dan mempunyai keunggulan bersaing (Thoyib,1998;1). Keunggulan yang dimiliki masing-masing pengusaha ritel ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggannya, akibat semakin ketatnya persaingan diantara mereka dalam penetapan harga, diskon, pengaturan lay-out yang menarik, pelayanan tambahan, fasilitas belanja dan beberapa faktor lainnya.

Bisnis ritel di Indonesia saat ini berkembang dengan pesat terutama di kota-kota besar. Hal ini terlihat dengan semakin menjamurnya bisnis ritel modern (minimarket, supermarket, hypermarket) yang melebihi bisnis ritel tradisional (warung, toko kelontong, kios). Perkembangan bisnis ritel modern ini dapat ditunjukkan dari segi omzet yang masih tumbuh secara nyata yakni dari sekitar Rp 42 triliun pada tahun 2005, meningkat menjadi sekitar Rp 58 triliun pada tahun 2007, tahun 2008 sudah mencapai sekitar Rp 67 triliun dan pada tahun 2011 ini pendapatan ritel modern di Indonesia tumbuh 20% dibanding tahun lalu yang sebesar Rp 100 triliun. Penyebab utama pertumbuhan industri ritel adalah pergeseran gaya hidup penduduk kota, promosi aktif oleh peritel modern, dan meningkatnya daya beli masyarakat. Peningkatan omzet belakangan ini, didorong oleh semakin maraknya pembukaan gerai baru hypermarket dan minimarket. Misalnya, peritel asing hypermarket seperti Carrefour dalam waktu singkat telah berhasil menguasai potensi pasar ritel di Indonesia terutama kota-kota yang potensial terhadap bisnis ritel, dengan kepemilikan gerai hingga akhir tahun 2011 sebanyak 85 unit. Begitupula dengan Hypermarket Carrefour yang terus berkembang menjadi 17 gerai pada 2007 lalu menjadi sekitar 23 gerai pada tahun 2008 dan hingga Maret 2011 berjumlah 38. Selanjutnya peritel lokal seperti Matahari juga mengembangkan unit usahanya, hanya dalam waktu setahun pada 2004 sudah membuka 4 gerai Hypermart. Bahkan sampai pada akhir 2011 Hypermart sudah mencapai 74 gerai. Mereka saling bersaing dalam memperebutkan konsumen dengan membuka banyak cabang meskipun dengan lokasi, segmentasi pasar, dan produk yang hampir sama. Setiap ritel hypermarket berusaha memberikan inovasi yang berbeda satu sama lain. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat membangun ketertarikan pelanggan untuk singgah dan membeli produk yang ada ditokonya.

Pesatnya  perkembangan ritel moderen ini didasarkan pada keinginan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya,sekaligus tuntutan untuk memenangkan persaingan usahanya. Dalam kompetisi global ini, perusahaan harus dapat meningkatkan kualitas pelayanannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga mendapatkan loyalitas dari loyalitas dari konsumen. Dengan menyediakan kualitas yang memadai, pelayananan yang memadai, maka hubungan jangka panjang antara konsumen dan perusahaan akan terjalin dan bermuara pada peningkatan laba perusahaan. Tujuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas adalah menciptakan rasa puas konsumen, yang tercemin dari perilaku konsumen untuk memilih kembali jasa yang disediakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan kualitas pelayanan dimaksud, yang seharusnya diberikan oleh perusahaan, meliputi berbagai 5 dimensi, yaitu :  Keandalan (Reliability), Daya Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance), Empati (Emphaty) dan Bukti Fisik ( Tangibles).