BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kualitas Pelayanan
2.1.1 Definisi Kualitas
Definisi kualitas berdasarkan sudut pandang tiga pakar
kualitas tingkat internasional, yaitu mengacu pada pendapat Crosby, dkk (dalam Yamit,
2005, p7) antara lain :
1. Deming mendefinisikan kualitas adalah apapun yang
menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
2. Crosby mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat,
kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan.
3. Juran mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian
terhadap spesifikasi, jika dilihat dari sudut pandang produsen.
Sedangkan secara obyektif kualitas menurut Juran, (dalam Yamit,
1996, p337) adalah :
Suatu standar khusus dimana kemampuannya (availability),
kinerja (performance), kendalannya (reliability), kemudahanpemeliharaan
(maintainability) dan karakteristiknya dapat diukur.
Menurut Davis, (dalam Yamit, 2005, p8) membuat definisi kualitas
yang lebih luas cakupannya, yaitu kualitas merupakan suatukondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan.Pendekatan yang digunakan Davis ini menegaskan bahwa kualitas
bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi
juga menyangkut kualitas manusia, kualitas lingkungan. Sangatlah mustahil
menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan proses
yang berkualitas.
Menurut Gaspersz (2002, p181) mendefinisikan kualitas
adalah :
Totalitas dari karakteristik suatu produk (barang dan
atau jasa) yang menunjang kemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang dispesifikasikan.
Kualitas seringkali diartikan sebagai segala sesuatu yang memuaskan pelanggan
atau kesesuaian terhadap persyaratan atau kebutuhan. Perusahaan jasa dan
pelayanan lebih menekankan pada kualitas proses, karena konsumen biasanya
terlibat langsung dalam proses tersebut. Sedangkan perusahaan yang menghasilkan
produk lebih
menekankan pada hasil, karena konsumen umumnya tidak
terlibat secara langsung dalam prosesnya. Untuk itu diperlukan sistem manajemen
kualitas yang dapat memberikan jaminan kepada pihak konsumen bahwa produk
tersebut dihasilkan oleh proses yang berkualitas.
Menurut Zeithaml, dkk, (dalam Yamit, 2005, p10) telah melakukan
berbagai penelitian terhadap beberapa jenis jasa, dan berhasil mengidentifikasi
lima dimensi karakteristik yang digunakan oleh para pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan. Kelima dimensi karakteristik kualitas
pelayanan tersebut adalah :
1. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan telah yang
dijanjikan.
2. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan
para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
3. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya,
resiko ataupun keragu-raguan.
4. Empathy, yaitu meliputi kemudahan dalam
melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan
pelanggan.
5. Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi
fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
2.1.2 Definisi Kualitas Jasa Pelayanan
Kualitas jasa pelayanan sangat dipengaruhi oleh harapan konsumen.
Harapan konsumen dapat bervariasi dari konsumen satu dengan konsumen lain
walaupun pelayanan yang diberikan konsisten.
Kualitas mungkin dapat dilihat sebagai suatu kelemahan
kalau konsumen mempunyai harapan yang terlalu tinggi, walaupun dengan suatu
pelayanan yang baik. Menurut Wyckof dalam Lovelock (yang dikutip dari Nursya’bani,
2006, p19) memberikan pengertian kualitas layanan sebagai tingkat kesempurnaan
tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen, sedangkan menurut Parasuraman, et
al. Kualitas layanan merupakan perbandingan antara layanan yang dirasakan (persepsi)
konsumen dengan kualitas layanan yang diharapkan konsumen. Jika kualitas
layanan yang dirasakan sama atau melebihi kualitas layanan yang diharapkan,
maka layanan dikatakan berkualitas dan memuaskan.
Menurut Gronroos (dalam Purnama, 2006, p20) menyatakan kualitas
layanan meliputi :
1. Kualitas fungsi, yang menekankan bagaimana layanan
dilaksanakan, terdiri dari : dimensi kontak dengan konsumen, sikap dan
perilaku, hubungan internal, penampilan, kemudahan akses, dan service mindedness.
2. Kualitas teknis dengan kualitas output yang dirasakan
konsumen, meliputi harga, ketepatan waktu, kecepatan layanan, dan estetika output.
3. Reputasi perusahaan, yang dicerminkan oleh citra
perusahaan dan
reputasi di mata konsumen.
Dari definisi-definisi tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan pelayanan yang dapat memenuhi
keinginan konsumen/pelanggan yang diberikan oleh suatu organisasi. Kualitas
pelayanan diukur dengan lima indikator pelayanan (keandalan, daya tanggap,
kepastian, empati, dan bukti fisik).
2.2 Citra
2.2.1 Definisi Citra
Dalam membicarakan citra, maka biasanya bisa menyangkut citra
produk, perusahaan, merek, partai, lembaga, orang atau apa saja yang terbetuk
dalam pikiran maupun benak seseorang. Dalam Simamora (2004, p124) dijelaskan
bahwa ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam mengukur citra. Pertama
adalah merefleksikan cira di benak konsumen menurut mereka sendiri. Pendekatan
ini disebut pendekatan tidak terstruktur (unstructure approach) karena
memang konsumen bebas menjelaskan citra suatu objek di pikiran dan benak mereka.
Cara yang kedua adalah peneliti menyajikan dimensi yang jelas, kemudian
responden berespons terhadap dimensi-dimensi yang dinyatakan itu. Ini disebut
pendekatan terstruktur (stuctured approach).
2.2.2 Terbentuknya Sebuah Citra
Soleh Soemirat (2002) mengemukakan bahwa untuk mengetahui
citra seseorang terhadap suatu obyek dapat diketahui dari sikapnya terhadap
obyek tersebut. Sementara itu semua sikap bersumber pada informasi dan
pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi
proses pembentukan citra. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan
informasi-informasi yang diterima seseorang. Singkatnya citra suatu objek lahir
dari pengetahuan dan sikap orang terhadap objek tersebut dan pengetahuan serta
sikap tersebut dipengaruhi oleh informasi yang diterima.
2.2.3 Faktor Penunjang Keberhasilan Citra
Keberhasilan perusahaan membangun citra dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor menurut Sutojo (2004, p45), dari sekian banyak faktor tersebut
lima diantaranya besar pengaruhnya. Kelima faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Citra dibangun berdasarkan orientasi terhadap manfaat
yang dibutuhkan dan diinginkan kelompok sasaran.
2. Manfaat yang ditonjolkan cukup realistis.
3. Citra yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan perusahaan.
4. Mudah dimengerti kelompok sasaran
5. Citra adalah sarana, bukan tujuan usaha
2.3 Kepuasan Pelanggan
2.3.1 Definisi Kepuasan Pelanggan
Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu
atau membuat sesuatu memadai (Tjiptono, 2005, p195). Sedangkan Kotler (2003,
p61) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang
dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk
dengan harapan-harapannya. Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat
disimpulkan, yaitu adanya
perbandingan antara harapan dan kinerja/hasil yang
dirasakan pelanggan. Harapan pelanggan dibentuk dan didasarkan oleh beberapa faktor,
di antaranya pengalaman berbelanja di masa lampau, opini teman dan kerabat,
serta informasi dan janji-janji perusahaan dan para pesaing.
Kotler (2000) menyebutkan bahwa apabila pelayanan berada dibawah
standar, maka pelanggan akan kehilangan kepuasannya, sebaliknya kepuasan akan
mencapai titik optimalnya apabila apa yang didapatkannya sebanding atau lebih
besar dari harapannya.
Kotler (2008) menyebutkan bahwa, perusahaan yang ingin unggul
dalam pasar harus mengamati harapan pelanggannya, kinerja perusahaan serta
kepuasan pelanggan. Kepuasan merupakan sebuah fungsi persepsi terhadap suatu
produk atau jasa dan pengharapannya terhadap performance produk atau jasa
tersebut.
Menurut Willie dalam Tjiptono (1997, p24) mendefinisikan bahwa
kepuasan pelanggan sebagai “suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap
pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa”.
Kotler (2004, p10) yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan
yaitu tingkatan dimana anggapan kinerja (perceived performance)
produk akan sesuai dengan harapan seorang pelanggan.
Definisi kepuasan pelanggan juga dipaparkan oleh Tse dan Wilson
(dalam Nasution, 2004, p104) bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah
respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang
dirasakan antara harapansebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan
setelah pemakaian.
Menurut Amir (2005, p13) kepuasan pelanggan adalah sejauh
mana manfaat sebuah produk dirasakan (perceived) sesuai dengan apa yang
diharapkan pelanggan. Kemudian secara sederhana kepuasan pelanggan adalah
sebuah produk atau jasa yang dapat memenuhi atau melampaui harapan pelanggan,
bisanya pelanggan merasa puas (Gerson, 2002, p5), contohnya seorang pelanggan
akan selalu membeli di toko A karena memenuhi semua kebutuhan atau harapannya.
Dari berbagai pendapat yang dilontarkan para ahli bisa disimpulkan
definisi kepuasan pelanggan adalah respon dari perilaku yang ditunjukkan oleh
pelanggan.
2.4 Loyalitas Pelanggan
2.4.1 Definisi Pelanggan
Definisi customer (pelanggan) berasal dari kata custom,
yang didefinisikan sebagai “membuat sesuatu menjadi kebiasan atau biasa” dan :
mempraktikan kebiasan”. Pelanggan adalah seseorang yang menjadi terbiasa untuk
membeli. Kebiasan itu terbentuk melalui pembelian dan interaksi yang sering
selama periode waktu tertentu, tanpa adanya hubungan yang kuat dan pembelian
berulang, orang tersebut bukanlah pelanggan, ia adalah pembeli. Pelanggan yang
sejati tumbuh seiring dengan waktu (Griffin, 2005, p31).
2.4.2 Definisi loyalitas Pelanggan
Menurut Oliver (1996) dalam Hurriyati (2005, p128) mengungkapkan
definisi loyalitas pelanggan sebagai berikut
“Customer loyalty is deefly held commitment to rebuy
or repartronize a preferred product or service consistenly in the future,
despite situational influences and marketing efforts having the potential to
cause swtiching behaviour”
Dari definisi di atas terlihat bahwa loyalitas adalah
komitmen pelanggan yang bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau
melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara konsisten dimasa yang
akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai
potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.
Menurut Griffin (2004) yang dikutip oleh Hurriyati (2005,
p129) definisi loyalitas adalah :
“Loyalty is defined as non random purchase expressed
over time by some decision making unit” berdasarkan definisi tersebut dapat
di jelaskan bahwa loyalits lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit
pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus
terhadap barang/jasa suatu perusahaan yang dipilih.
2.5 Kajian Penelitian Sejenis
Kajian terhadap hasil penelitian terdahulu yang relevan
dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang posisi dan kelayakan penelitian
tennag kontribusi
Kualitas Pelayanan Pada Toko Roti Shania Bakery . Selain
itu dimaksudkan pula untuk memberi gambaran tentang perbedaan fokus masalah dan
hasil dari penelitian.
1. Rustika (2008) hasil penelitian tentang “Analisis
Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Matahari Departement
Store Matahari di
Solo Grand Mall” ditemukan bahwa :
Berdasarkan hasil analisis regresi binary logistic
diperoleh bahwa variabel independen yang terdiri dari bukti fisik, keandalan,
daya tanggap, jaminan, dan empati berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan konsumen. Hasil uji koefisien regesi diperoleh bahwa semua variabel
independen yang terdiri dari bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan
empati signifikan terhadap kepuasan konsumen. Dari hasil uji ekspektasi B atau
Exp (B) diketahui bahwa kontribusi yang diberikan variabel empati terhadap
kepuasan konsumen yang paling besar dibandingkan variabel bukti fisik,
keandalan, daya tanggap, dan jaminan. Hal ini ditunjukkan dari besarnya nilai
Exp (B) = 2,489 yang paling besar dari nilai Exp (B) variabel yang lain. Hal
ini juga dapat dilihat dari besarnyanilai koefisien beta variabel empati paling
besar yaitu 0, 912.
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yaitu
dalam pemilihan variabel yang seperti disebutkan dalam penelitian ini, hal
tersebut disebabkan masih terbatasnya penelitian yang menganalisis pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen yang diteliti
dalam penelitian ini terbatas hanya pada satu tempat, sehingga peneliti tidak
melakukan uji perbandingan kepuasan konsumen lebih dari satu tempat penelitian.
Untuk meningkatkan kepuasan konsumen Matahari Departemen Store di Solo Grand
Mall perlu adanya tindakan antara lain:
a. Saran untuk perusahaan
Dikarenakan empati adalah faktor yang paling dominan
dalam mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen, maka disarankan kepada seluruh
pegawai Matahari Departemen Store di Solo Grand Mall untuk lebih memperhatikan pendekatan
individu dengan konsumen, sehingga dapat terjadi hubungan emosional yang baik
dengan konsumen. Rasa tanggap terhadap kebutuhan konsumen harus dimiliki oleh
setiap pegawai sehingga konsumen tidak perlu repot-repot menanyakan barang yang
diinginkan, tetapi karyawan telah menyediakan sebelum konsumen menanyakannya.
Pelayanan konsumen lebih ditingkatkan dengan tidak membedakan status sosial.
b. Meningkatkan kondisi gedung Matahari Departemen Store
yang bersih, nyaman dengan interior yang menarik, melengkapi fasilitas
pendukung (kamar pas, kasir, parkir, escalator, keamanan, AC), menjaga
penampilan dan ketrampilan pegawai.
c. Meningkatkan pelayanan yang tepat waktu, kemudahan
pembayaran di kasir
yang dapat dilakukan secara cash atau menggunakan kartu
kredit dan kartu ATM, program promosi (diskon, program pada eventevent
tertentu) dilaksanakan sesuai program yang diadakan, fasilitas kartu
member/anggota (MCC) dapat digunakan sesuai dengan fungsinya (mendapatkan poin
untuk kemudian dapat ditukar dengan voucer belanja).
d. Meningkatkan kecepatan pegawai dalam menanggapi
permintaan konsumen,
selalu bersedia membantu kesulitan konsumen,
menyelesaikan keluhan konsumen dengan tepat, memberikan informasi dengan jelas
sesuai dengan kebutuhan konsumen.
e. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam
menangani keluhan konsumen, memberikan pelayanan dengan ramah dan sopan,
kualitas produk yang dijual sesuai dengan yang dipromosikan, harga yang
terpasang pada produk sesuai dengan harga yang dibayarkan.
1.6
Alat Analisis
1.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat percaya atau dapat di andalkan. Setiap alat ukur
seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif
konsisten dari waktu ke waktu.
2.
Metode Chi Square
Pengujian hipotesis mengenai
perbandingan antara frekuesi observasi/ yang benar-benar terjadi/ actual (fo)
dengan frekuesi harapan/ ekspentasi (fe) yang didasarkan atas hipotesis
tersebut dengan rumus :
X2
= ∑ (fo – fe) 2
fe
keterangan
:
X2 : Chi square
Fo : frekuensi yang diobservasi
Fe : frekuensi yang diharapkan
Dengan menggunakan tingkat singnifikan/ taraf nyata ( α ) =
0,05. Untuk mencari fe digunakan rumus :
fe
= Pr X Pc X n
keterangan
:
Pr : Proposi baris
Pc : Proposi kolom
n : banyak data
3.
Metode Skala Likert
Didalam penulisan ilmiah ini penulis
menggunakan skala likert yaitu jenis skala yang digunakan untuk mengukur
variable penelitian seperti sikap, pendapat, persespsi social seseorang atau
kelompok. Dalam skala Likert terdapat dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan
positif yang berfungsi untuk mengukur sikap positif, dan pernyataan negative
yang berfungsi untuk mengukur sikap negative objek sikap. Didalam penelitian
ini responden diminta mengisi pertanyaan dalam skala ordinal berbentuk verbal
dalam jumlah katagori tertentu. Dalam hal ini digunakan tingkatan yang terdiri
dari sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas dan sangat tidak puas.
Adapun rumus pengujian skala likert
yang dipakai adalah :
NIK = Nilai bobot
∑ katagori penilaian
Keterangan :
NIK
: Nilai Indeks Kerja
Nilai
Bobot : katagori penilaian X bobot
masing-masing
∑ : terdapat 5 katagori
Bobot
yang diberikan adalah :
Bobot 5 : Sangat Baik/Sangat Puas
Bobot 4 : Baik/Puas
Bobot 3 : Cukup Baik/Cukup Puas
Bobot 2 : Kurang Baik/Kurang Puas
Bobot 1 : Sangat Tidak Baik/Sangat Tidak Puas
Keterangan
|
Bobot
|
Sangat
Puas (SP)
|
5
|
Puas (P)
|
4
|
Cukup Puas
(CP)
|
3
|
Kurang
Puas (KP)
|
2
|
Sangat Tidak Puas (STP)
|
1
|
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.