7.1 Kepribadian
Kepribadian merupakan
ciri watak seorang individu yang konsisten yang mendasari perilaku individu.
Kepribadian sendiri meliputi kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang kas dimiliki
seseorang. Tapi kepribadian berkembang jika adanya hubungan dengan orang lain.
Dasar pokok dari perilaku seseorang adalah faktor biologis dan psikologisnya.
Kepribadian sendiri memiliki banyak segi dan salah satunya adalah self atau
diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin saja konsep diri aktual individu
tersebut (bagaimana dia memandang dirinya) berbeda dengan konsep diri idealnya
(bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri orang lain (bagaimana
dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan membeli dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan,
situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Secara praktis
konsep kepribadian dapat didifinisikan sebagai seperangkat pola perasaan,
pemikiran dan perilaku yang unik yang menjadi standar respon konsumen untuk
berbagai situasi. Pola ini memiliki beberapa ciri khas yaitu :
1.Mencerminkan
perbedaan individu
2.Konsisten
3.Psikologis
dan Fisiologi
4.Akibat dari
perilaku
5.Kepribadian
dapat berubah.
6.Kepribadian
berinteraksi dengan situasi
Personality
seseorang ditentukan oleh tiga hal yang saling mendukung satu sama lain, dan
merupakan satu kesatuan yakni, Genetik. Keturunan Lingkungan, mulai dari
budaya, lingkungan keluarga, sekolah, pergaulan. Situasi, kepribadian seseorang
bisa berubah pada situasi-situasi tertentu. Idealnya seseorang akan memiliki
kepribadian yang tidak jauh beda dengan leluhurnya/orang tuanya. Tetapi karena
adanya pengaruh lingkungan atau situasi tertentu, bukan tidak mungkin
kepribadiannya berbeda dengan ciri keperibadian keluarganya.Dimensi kepribadian :
1. Ekstraversi
Suatu
dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang senang bergaul dan banyak
bicara dan tegas.
2. Sifat menyenangkan
Suatu
dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang baik hati, kooperatif dan
mempercayai.
3. Sifat mendengarkan kata hati
Suatu
dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang bertanggung jawab, dapat
diandalkan, tekun dan berorientasi
prestasi
4. Kemantapan emosional
Suatu
dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang tenang, bergairah, terjamin
(positif), lawan tegang, gelisah, murung dan tak kokoh (negative).
5. Keterbukaan terhadap pengalaman
Suatu
dimensi kepribadian yang emncirikan seseorang yang imajinatif, secara artistic
peka dan intelektual.
7.2
Nilai – nilai Individu
Nilai (value)
merupakan kata sifat yang selalu terkait dengan benda, barang, orang atau
hal-hal tertentu yang menyertai kata tersebut. Nilai adalah sebuah konsep yang
abstrak yang hanya bisa dipahami jika dikaitkan dengan benda, barang, orang
atau hal-hal tertentu. Pengkaitan nilai dengan hal-hal tertentu itulah yang
menjadikan benda, barang atau hal-hal tertentu dianggap memiliki makna atau
manfaat. Benda purbakala dianggap bernilai karena berguna bagi generasi penerus
untuk mengetahui sejarah masa lampau kita. Video tape recorder, meski secara
teknis kondisinya masih baik, dianggap manfaatnya sudah hilang karena sudah
susah mengoperasikannya mengingat kaset yang seharusnya menjadi komplemen video
tape tersebut tetidak bisa lagi diperoleh di pasaran, semuanya tergantikan oleh
VCD. Dengan demikian yang dimaksudkan dengan nilai adalah prinsip, tujuan, atau
standar sosial yang dipertahankan oleh seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat) karena secara intrinsik mengandung makna.
7.3 Gaya Hidup dan Pengukurannya
Gaya hidup
menurut Kotler (2002, p. 192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang
iekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya.Gaya
hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di
dunia. Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali
dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting
orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan
tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Gaya hidup adalah perilaku
seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang
berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya.
Plummer (1983)
gaya hidup adalah cara hidup individu yang di identifikasikan oleh bagaimana
orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting
dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia
sekitarnya.
Adler (dalam
Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal yang paling
berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang dalam hubungannya dengan 3 hal
utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan, dan cinta.
Sarwono (1989)
menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah konsep
diri. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi
dengan lingkungannya (Kottler dalam Sakinah,2002).
Menurut
Susanto (dalam Nugrahani,2003) gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan
ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak
berdasarkan pada norma yang berlaku. Oleh karena itu
banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang
misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain
sebagainya.
Menurut Lisnawati
(2001) gaya hidup sehat menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah
pada upaya memelihara kondisi fisikfisik, mental dan social berada dalam
keadaan positif. Gaya hidup sehat meliputi kebiasaan tidur, makan, pengendalian
berat badan, tidak merokok atau minum-minuman beralkohol, berolahraga secara
teratur dan terampil dalam mengelola stres yang dialami. Sejalan dengan
pendapat Lisnawati, Notoatmojo (2005) menyebutkan bahwa perilaku sehat (healthy
behavior) adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai gaya hidup yang
sehat diperlukan pertahanan yang baik dengan menghindari kelebihan dan
kekurangan yang menyebabkan ketidakseimbangan yang menurunkan kekebalan dan
semua yang mendatangkan penyakit (Hardinger dan Shryock, 2001).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup
Menurut pendapat
Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat dari
perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk
mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya
proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.Lebih
lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).
Faktor internal yaitu
sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan
persepsi (Nugraheni, 2003) dengan penjelasannya sebagai berikut :
a.
Sikap. Sikap berarti
suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan
terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi
secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh
tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
b.
Pengalaman dan
pengamatan. Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial
dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa
lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh
pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap
suatu objek.
c.
Kepribadian. Kepribadian
adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan
perbedaan perilaku dari setiap individu.
d.
Konsep diri. Faktor lain
yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah
menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara
konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya
akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari
pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi
permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference yang
menjadi awal perilaku.
e.
Motif. Perilaku
individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan
terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang
terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang
cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
f.
Persepsi. Persepsi
adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan
informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.
7.4 Pengukuran Ganda Perilaku Individu
Pengukuran
ganda perilaku individu digunakan di dalam analisis perilaku
konsumen.Kepribadian mempunyai efek atas pembelian, namun gaya hidup memiliki
efek yang lebih besar.Tentu saja sumber daya seperti pendapatan dan waktu juga
memberikan efek yang penting. Ancangan elektrik terhadap gaya hidup adalah yang
paling praktis untuk mengembangkan strategi pemasaran.Tujuannya adalah mengerti
konsumen sebaik mungkin
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku individu terhadap pengambilan keputusan konsumen :
1.
Sikap orang lain
2.
Faktor situasi tak terduga
Konsumen mungkin
membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan,
harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
Ada 5 tahap proses pengambilan
keputusan pembelian terdiri dari :
1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian bermula dari
pengenalan kebutuhan (need recognition)-pembelian mengenali permasalahan atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan
sejumlah keadaan yang diinginkan.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang tergerak mungkin
mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan
konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauannya, ia
cenderung akan membelinya.
3. Pengevaluasian Alternatif
Cara konsumen memulai usaha
mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen individual dan
situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan
kalkulasi yang cermat dan pikiran yang logis.
4. Keputusan Pembeli
Tahap pengevaluasian, konsumen
menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderuangan (niat) pembelian. Secara umum,
keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada
dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan
pembelian.
5. Perilaku Setelah Pembelian
Pekerjaan pemasar tidak hanya
berhenti pada saat produk dibeli. Setelah membeli produk, konsumen akan merasa
puas atau tidak puas dan akan masuk ke perilaku setelah pembelian yang penting
diperhatikan oleh pemasar.
Sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.